Memang, menabung masih bisa dilakukan esok hari. Namun, dengan penundaan ini, sadarkah Anda berapa kerugian yang dapat ditimbulkan? Sangat besar secara nominal. Yang terpenting, tujuan hidup masa depan Anda akan gagal tercapai bila penundaan itu terjadi.
Secara otomatis, kita tidak dapat langsung mencapai tujuan hidup kita. Untuk mencapainya, kita perlu berupaya penuh perjuangan. Terkait dengan uang, untuk aktivitas menabung ini, harus ada usaha secara sadar dan konsisten terus menerus. Dengan berlakunya nilai waktu uang, beban tanggung jawab finansial menjadi lebih besar setiap penundaan terjadi. Begitu pun sebaliknya, Anda mendapatkan reward berupa beban tabungan yang lebih rendah bila Anda secara sadar mulai menabung lebih awal. Lihat contoh perhitungan di bawah ini untuk lebih jelasnya.
Contoh, ada kelahiran anak pertama di masing-masing dua pasang orang tua. Tipe orang tua yang visioner ada di orang tua yang pertama. Semua kebutuhan anaknya langsung mereka rencanakan. Sebagai wujud rasa tanggung jawab dan syukur kepada Yang Maha Kuasa, mereka ingin memberikan yang terbaik kepada anak mereka yang baru lahir. Mempersiapkan biaya kuliah anak adalah salah satu yang mereka pikirkan. Informasi tentang biaya kuliah di perguruan tinggi terbaik mereka cari. Lalu mereka menghitung berapa dana yang harus ditabung per bulannya. Hasil yang mereka peroleh dapat dilihat di tabel.
Variabel | Jumlah | Keterangan |
---|---|---|
Biaya kuliah S1 sekarang | Rp500.000.000 | Sampai lulus kuliah |
Asumsi kenaikan per tahun | 6% | Kenaikan normal, belum termasuk kenaikan akibat kebijakan pemerintah |
Jangka waktu sebelum kuliah | 18 tahun | Asumsi kuliah pada usia 18 tahun |
Pertumbuhan dana per tahun | 15% | Dalam berbagai instrumen investasi |
Biaya kuliah 18 tahun mendatang | Rp1.427.169.576 | FV = Rp500.000.000 x (1+6%)18 FV = Future Value |
Lama masa menabung | 18 tahun | Sejak anak lahir hingga mau masuk kuliah |
Tabungan per tahun | Rp18.819.079 | PMT = Rp1.427.169.576, faktor anuitas 15%, selama 18 tahun PMT = Periodic Payment / Pembayaran per tahun |
Tipe orang tua yang tidak terbiasa berencana jangka panjang ada di orang tua yang kedua. Untuk menyiapkan kebutuhan sang anak, mereka tidak membuat rencana jangka panjang dan spesifik. Apalagi dalam hal persiapan biaya kuliah anak. Mereka tidak perlu perencanaan jangka panjang. Prinsip mereka seperti layaknya air mengalir saja. Hingga mereka tersadar bahwa mereka belum mempersiapkan dana kuliah sepeser pun untuk anak mereka, padahal anaknya sudah berusia 8 tahun. Sejak saat itu dengan komitmen penuh, mereka mulai menabung secara rutin dan konsisten. Secara kebetulan pula, tempat kuliah pilihan orang tua yang kedua sama dengan pilihan orang tua yang pertama. Berikut perhitungannya.
Variabel | Jumlah | Keterangan |
---|---|---|
Biaya kuliah S1 sekarang (8 tahun kemudian berdasrkan perhitungan orang tua pertama) | Rp796.924.037 | Sampai lulus kuliah |
Asumsi kenaikan per tahun | 6% | Kenaikan normal, belum termasuk kenaikan akibat kebijakan pemerintah |
Jangka waktu sebelum kuliah | 10 tahun | Asumsi kuliah pada usia 18 tahun |
Pertumbuhan dana per tahun | 15% | Dalam berbagai instrumen investasi |
Biaya kuliah 10 tahun mendatang | Rp1.427.169.576 | FV = Rp796.924.037 x (1+6%)10 FV = Future Value |
Lama masa menabung | 10 tahun | Sejak anak usia 8 tahun hingga mau masuk kuliah |
Tabungan per tahun | Rp70.291.037 | PMT = Rp1.427.169.576, faktor anuitas 15%, selama 10 tahun PMT = Periodic Payment / Pembayaran per tahun |
Begitu mereka melihat besarnya tabungan yang harus disisihkan per tahunnya, mereka sangat terkejut. Mereka hanya mampu menabung Rp1.500.000/bulan atau Rp18.000.000/tahun, setelah mereka menghitung semua penghasilan dan pengeluaran bulanan. Pada akhirnya, mereka terpaksa menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi lain yang bukan pilihan favorit mereka dengan penuh penyesalan, saat anaknya akan kuliah nanti. Di pihak lain, dengan bangganya orang tua yang pertama menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi favorit pilihan mereka.
Begitu mahalnya biaya penundaan, dilihat ilustrasi cerita di atas. Mahal dari sisi nilai dan masa depan keluarga, bukan hanya dari sisi uang.
Ya, Mahalnya biaya penundaan itu. Mahal? Mengapa? Penyebab utamanya ada dua. Pertama, karena semakin pendeknya waktu untuk menabung dengan waktu dana yang akan digunakan nanti saat membiayai kuliah. Kedua, karena nilai waktu uang. Uang memerlukan waktu untuk bertumbuh ibarat sebuah pohon. Nilai waktu uang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan uang. Bisa disebut tingkat pertumbuhan dana. Bila komitmen menabung dilakukan semakin awal, maka beban tabungan per bulan yang harus disisihkan akan semakin ringan.
Nah, Anda sudah mengetahui begitu besarnya biaya penundaan untuk menabung. Berapa pun yang dapat kita sisihkan secara rutin tiap bulan, maka ambil komitmen untuk mulai menabung dari sekarang. Hitunglah target jumlah kebutuhan Anda. Tentukanlah besaran tabungan per bulan yang harus disisihkan. Penuhi dan lakukan secara konsisten dan berjuanglah. Anda mendapat kepuasan yang berarti atas perjuangan Anda untuk masa depan keluarga. Yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi diri sendiri, keluarga dan orang-orang yang sangat Anda cintai.